Jumat, 19 April 2013

Lobster Air Tawar: Punya Peluang tapi Enggan Berkembang


Kebanyakan pelaku hanya main di bibit dan induk, enggan merambah pembesaran dengan alasan perlu lahan luas. Alhasil kebutuhan konsumsi tak tertutupi.
Nama Koplati (Koperasi Peternak Lobster Air Tawar Indonesia) sebagai wadah bergabungnya pembudidaya lobster air tawar (LAT) pernah berkibar di Jogjakarta, bersama maraknya bisnis komoditas tersebut di Kota Gudeg rentang 2006 – 2007. Tetapi kini nama itu sudah tidak terdengar lagi. Anggotanya rontok satu per satu, bahkan pengurusnya pun kini sudah tidak bermain di bisnis LAT. Keterangan ini disampaikan Eko Triyono, seseorang yang masih eksis sebagai pembudidaya dan pengepul lobster dari Janti – Jogjakarta. Kepada TROBOS ia mengaku, meski usahanya masih berjalan tetapi luasan lahan dan volume produksi seadanya. Fenomena ini tak hanya terjadi di Jogjakarta. Rame bisnis LAT beberapa waktu lalu hanya seumuran jagung.
Sugeng Widaryanto, pemilik Vizan Farm, Sawangan-Depok yang pernah budidaya LAT 2005 – 2009, membenarkan singkatnya masa keemasan LAT. Ia sempat mencicipi manisnya masa itu, ketika produksinya mencapai puncak di 2007 – 2008. “Per bulan produksi sekitar 1 kuintal atau 25 kg per minggu dengan harga jual Rp 125 ribu per kg,” sebut Sugeng. Padahal biaya produksi hanya Rp 40 ribu – 50 ribu per kg-nya saat itu.
Tetapi selewat itu, bisnis LAT meredup. Terakhir, menurut Sugeng hasilnya tidak sepadan, dan target omset tak terpenuhi kendati sudah mengoperasikan 2 farm di Sawangan dan di Bogor. Harga benih yang Rp 1.250 – Rp 2.500 tidak menguntungkan, “Akan menguntungkan kalau harganya di kisaran Rp 1.000 – Rp 1.250,” ujarnya. Dan yang paling memberatkan adalah soal lahan. Budidaya LAT, terutama untuk pembesaran memakan lahan yang lumayan luas. Karena lahan yang dimilikinya terbatas, ia pun kini lebih memilih budidaya ikan hias. “Tidak perlu lahan luas, dan hasilnya lebih bagus,” ia mengutarakan argumen.
Alasan ini pula yang antara lain menjadi sebab tidak berkembangnya bisnis LAT. Menurut Eko, kebanyakan pembudidaya waktu itu sebatas menghasilkan bibit dan induk. “Sebagian besar waktu itu hanya ikut-ikutan,” kisahnya. Karena tergiur harga yang tinggi sementara budidayanya tak menuntut lahan luas, cukup dengan akuarium. Latah ini tidak diimbangi dengan membangun budidaya pembesaran secara massal sebagai muara produksi bibit LAT. Dan alasan utamanya karena pembesaran membutuhkan kolam-kolam yang memakan tempat.
Belum Merakyat
Meski demikian peluang LAT diyakini masih terbuka, baik pasar domestik maupun internasional. Karena LAT diharapkan mampu menjadi komoditas pengganti (substitusi) lobster air laut yang ketersediaannya mengandalkan tangkapan nelayan. Sementara keberadaannya di alam semakin terbatas. Pemilik ILC Farm Tangerang, Fahdiansyah Rambe, mengatakan pasar sampai sekarang masih terus membutuhkan produk ini. “Komoditas ini masih dicari,” ucapnya.
Tetapi pemasaran LAT juga tidak mudah, masih ditemukan kesulitan. LAT bukanlah jenis pangan yang populer bagi kebanyakan konsumen. Sebagian kalangan masih menganggapnya sebagai komoditas baru. “Belum merakyat,” Fahdian mengistilahkan. Sehingga serapan pasar pun belum begitu banyak dan pelaku budidaya sebagai produsen masih harus mencari pasar yang terbatas tersebut. Pasar yang secara berkala rutin dapat menyerap masih terus dicari. Untuk masuk ke restoran menengah ke bawah, kaki lima atau warung tenda, lanjut Fahdian, masih sulit. Karena “barang baru”, pengusaha kuliner masih harus mempelajari terlebih dahulu menu LAT dan cita rasa yang akan disajikan.  “Dan yang pasti, pasar menengah ke bawah belum berani karena harga belum bersaing. Kalau harga LAT di bawah Rp 100 ribu per kg mungkin mereka berani,” ujarnya.
Menurut Fahdian, harga LAT saat ini bervariasi di kisaran Rp 90 ribu – Rp 150 ribu per kg, tergantung pasar yang dituju. Kalau bermain di pasar menengah ke atas harga bisa mencapai Rp 125 ribu bahkan maksimal Rp 150 ribu per kg nya. “Biasanya harga segitu untuk segmen hotel dan restoran dengan pemesanan yang rutin. Mereka berani ambil harga tinggi. Salah satunya misal LAT menggantikan daging sapi sebagai campuran olahan spaghetti,” ia menyebut contoh. Fahdian mengaku, salah satu pasar yang diandalkannya adalah memasok 30 – 40 kg LAT per minggu ke hotel di Jakarta dan Balikpapan dalam kondisi hidup.
Permintaan Tak Terpenuhi
Tetapi di sisi lain, fakta sebaliknya pun tersaji. Kebutuhan pihak-pihak tertentu dalam jumlah besar sampai sekarang belum mampu dipenuhi pembudidaya. Sebuah jurang fakta yang ironis. Dua titik saling membutuhkan tetapi tidak ketemu. Sebagian pembudidaya kesulitan mencari pasar, di sisi lain permintaan tinggi tidak terpenuhi.
Nico Kawara misalnya, pembudidaya LAT asal Candi Gebang – Sleman ini mengatakan, permintaan LAT dari Bali tiap bulannya 100 kg per bulan. Namun pihaknya tidak mampu memenuhi permintaan itu. “Belum lagi kalau menggarap permintaan ekspor ke Korea sebanyak 500 kg per bulannya. Belum bisa dipenuhi karena sampai hari ini kita sebatas bermain bibit saja,” ujarnya bernada sesal. Ia pun tak menampik, sudah waktunya pelaku, termasuk dia, memikirkan budidaya pembesaran.
Selama ini, lanjut Nico, untuk mencoba memenuhi order dari Korea itu ia berburu pasokan sampai ke Jawa Barat, Semarang, Medan, dan Padang. “Ternyata meskipun telah bertahun-tahun membudidayakan LAT, volume produksi mereka kecil-kecil. Sehingga dari 500 kg itu kita baru bisa memenuhi 50%,” kata penyandang gelar sarjana ekonomi bidang keuangan ini.
Senada dengan Nico, Cuncun Setiawan, Pemilik BFC (Bintaro Fish Center) Tangerang mengatakan permintaan ekspor dari Amerika Serikat untuk LAT dalam jumlah besar masih ada. Tetapi syarat dari pembeli, pasokan tidak boleh tanggung-tanggung. “Permasalahan utama, kita belum bisa suplai banyak karena produksi belum banyak,” setengah gregetan Cucun mengutarakan.
Namun Cuncun optimis pasar LAT akan terus berkembang. Bahkan bakal bisa merambah ke segmen menengah ke bawah dengan mengatur ukuran LAT untuk konsumsi. Apalagi lobster air laut produksinya semakin terbatas karena ditangkap terus dan tidak ada usaha budidaya. “Peluang LAT untuk mensubstitusi,” ujar Cuncun.
Kolam Karpet 
Menyoal lahan, Cuncun punya cara untuk menyiasati keterbatasan lahan di perkotaan. Menurut dia, pembuatan kolam dengan memanfaatkan karpet, terpal atau plastik bisa jadi pilihan. Dan sangat cocok untuk daerah yang jauh dari sungai. “Kolam karpet ini biayanya murah, hanya butuh sekitar Rp 3 juta per kolam. Biaya segitu untuk karpet 9 buah, lem dan upah tenaga kerja. Bandingkan dengan kolam yang dicor pakai semen, bisa mencapai Rp 30 juta,” jelas pria fokus di budidaya LAT sejak 2002 ini. Soal daya tahan, menurut Cuncun masa pakainya bisa cukup lama karena bahannya didesain tidak hancur meski kena panas dan hujan, terutama pada bagian yang terendam air. Sementara bagian yang terpapar sinar matahari tapi tidak terendam, relatif lebih cepat robek.
Tetapi, Cuncun juga menjelaskan, untuk tujuan pertumbuhan LAT yang pesat, kolam tanah adalah pilihan terbaik. Asal dinding tanah tidak merembes, kolam tanah produksinya lebih cepat, efisien, ekonomis dan mudah. “Jenis tanah  liat dengan sedikit berpasir biasanya mampu menahan air yang masuk. Kalau pasirnya banyak, air akan merembes,” jelasnya. Selain itu, tambah Cuncun, harus ada sumber air yang cukup banyak dan terus-menerus, misalnya sungai, untuk melawan air yang merembes.
Dimintai keterangannya, ahli LAT dari Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang, Fitria Nawir mengatakan pemeliharaan LAT pilihan jenis tempat pemeliharaan ini harus disesuaikan dengan  kebutuhan dan tujuan pemeliharaan. Bila LAT yang dipelihara untuk dijadikan sebagai lobster hias maka akan lebih baik berada di aquarium. Bila LAT untuk indukan sebaiknya dipelihara di kolam buatan seperti aquarium, bak semen maupun fiber karena lebih gampang dalam hal monitoring. “Kalau LAT untuk tujuan konsumsi sebaiknya dipelihara pada kolam tanah karena memiliki nilai pertumbuhan lebih cepat dibandingkan di kolam buatan,” ujarnya.
Selengkapnya baca di Majalah TROBOS edisi April 2010

Kamis, 18 April 2013

Lobster Air Tawar : Tips Cara Pembenihan Budidaya Lobster Air Tawar (LAT)


Pembibitan lobster Fahdiansyah di 15 kolam semen di samping rumahnya dengan ukuran kolam 2x1 m2, 2x2 m2, dan 2x3 m2. yang diperlukan untuk melakukan pembibitan adalah induk yang berkualitas. Di Indonesia, untuk indukan lobster air tawar dijual per set dengan jumlaj lobster yang bervariasi. Saya sendiri menjual 1 set indukan berisi 6 jantan dan 4 betina seharga minimal Rp. 320.000 tutur Fahdiansyah. Selain kolam semen, ia juga menyewa 6 buah kolam tanah di Ciampea Bogor, untuk membesarkan lobster.
Proses Pembenihan
Pembenihan bias dilakukan di dalam akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 set indukan lobster atau kolam semen (ukuran 2x1m) berisi 5 set induk lobster. Semakin banyak jumlah set indukan lobster yang ditempatkan dalam satu kolam akan semakin bagus karena sifat lobster betina yang sangat selektif dalam memilih pejantan. Artinya , jika di dalam satu kolam terdapat banyak pejantan maka kemungkinan terjadinya perkawinan juga semakin besar. Ciri-ciri induk betina yang baik adalah ukuran kepala yang lebih kecil daripada ukuran badannya. Sebailiknya pejantan lebih bagus yang kepalanya lebih besar daripada badannya.
Selama 2-3 minggu akan terjadi proses perkawinan indukan. Tanda-tanda induk betina bertelur adalah ekornya melengkung hingga kaki pertamanya. Setelah terlihat tanda-tanda bertelur, pindahkan induk betina tersebut ke akuarium lainnya. Usahakan 1 akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 induk betina dengan ukuran air 20-25cm. hal ini untuk menghindari pertengkaran antara lobster betina yang dapat mengakibatkan kerontokan telur.
Satu induk lobster betina bias menghasilkan 200-300 telur lobster. Proses pengeraman telur lobster membutuhkan waktu 30-35 hari. Untuk penetasan telur lobster, membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, segera ambil induknya. Jika induk tidak diambil lebih dari seminggu, induk akan memangsa anaknya sendiri.
Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster dewasa lainnya. Fahdiansyah mengatakan untuk proses perkawinan selanjutnya, sebaiknya tunggu lobster betina tersebut minimal 2 minggu atau sampai berganti kulit . waktu 2 minggu tersebut adalah waktu istirahat bagi lobster betina setelah bertelur. Induk lobster air tawar bias hidup sampai umur 3-4 tahun dengan panjang 20-25cm dan berat mencapai 0,5 kg. pada usia itu, lobster akan semakin banyak menghasilkan telur, bahkan jumlahnya bias mencapai ribuan. â€Å“semakin tua lobster, maka jumlah telurnya akan semakin banyak., karena badannya senakin besar, kuat, dan panjang” tambah Fahdiansyah.
Pemeliharaan Benih
Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih yang berukuran besar, sedang dan kecil. Setelah dipilah, pisahkan benih lobster tersebut sesuai ukurannya kemudian pindahkan dari akuarium ke kolam semen. Kolam semen lebih bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen tidak terlalu drastis atau suhunya bias dijaga bila dibandingkan di akuarium. Suhu yang sesuai untuk benih lobster air tawar adalah 25-300C.
Untuk tambahan udara, berikan aerator ukuran sedang (8 titik udara) dalam kolam semen (ukuran 2x1m). Setelah 2 bulan, benih lobster yang perkembangannya bagus akan berukuran 2” (5cm) dan siap untuk dijual. Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan sekitar 6 bulan dari mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih mencapai 2 bulan. Resiko kematian benih saat pemeliharaan ini sekitar 20%.
Pakan yang cocok untuk benih lobster adalah pelet khusus lobster, sayuran (misalnya tauge dan wortel), dan protein segar (misalnya cacing sutera dan cacing beku). Untuk pembenihan lebih dianjurkan diberi pakan cacing karena kadar proteinnya lebih tinggi. Untuk sayuran, sebelum diberikan pada bibit lobster harus direndam dulu tanpa dicacah atu dipotong-potong.
Lobster adalah tipe hewan yang hidup di dasar kolam, sehingga semua makanan harus berada di dasar kolam. Jika makanan mengambang, lobster tidak akan memakannya. Dalam sehari, benih lobster diberi makan 2x, yaitu pada pagi hari (pukul 07.00-09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00). porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor lobster adalah ¼ sendok teh pelet dan untuk makan sore sebanyak ½ sendok teh. Untuk cacing sutera atau beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam waktu 1 minggu untuk 1000 benih lobster.
Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan Fahdiansyah adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.
Pencegahan Penyakit Benih
Penyakit yang biasa menyerang benih lobster adalah parasit yang hidup di kepala dan badan lobster. Parasit tersebut berwarna putih susu dan bias berkembang biak di dalam tubuh dan kepala lobster. Ciri lobster yang terkena parasit adalah nafsu makannya berkurang dan tidak lincah sehingga bias mengakibatkan kematian.
Untuk mengatasi penyakit ini, Fahdiansyah biasanya merendam benih lobster yang terkena penyakit tersebut pada air garam dengan kadar garam 30 ppt (satuan kadar garam). Rendam benih lobster dalam air tersebut selama 10-14 hari dan setiap 3-4 hari sekali ganti air dengan air garam yang baru. Saat direndam, biasanya benih lobster akan melompat-lompat dan pada saat itulah telur parasit akan mati.
Yang harus diperhatikan dalam pembenihan lobster adalah pemberian makan dan kualitas air. Fahdiansyah biasanya mengganti air sebulan sekali, namun, penggantian air bias lebih cepat atau lebih lama dari yang diperlukan. Hal ini tergantung dari tingkat kotoran dalam air. Jika kadar kotoran sisa makanan lebih besar dibandingkan dengan kadar kotoran dari bibit lobster sendiri, maka air akan beracun. Ciri air yang telah beracun adalah warna air berubah menjadi keruh dan baunya tak sedap. Racun tersebut dihasilkan dari sisa makanan yang membusuk dalam air. Oleh sebab itu usahakan agar makanan selalu habis untuk sekali makan sehingga tidak meninggalkan sisa dalam air.
Pengemasan (Packing)
Benih lobster yang akan dikirim kepada konsumen biasanya dikemas dalam wadah Styrofoam berukuran 40x30cm yang bias memuat 1000 ekor lobster ukuran 2” (5cm). untuk mengemas benih lobster yang akan dikirim, pertama-tama isi styrofoam dengan botol berisi es batu yang diletakkan di bagian dasar wadah kemudian dibungkus Koran. Hal ini untuk menghndari lelehan es agar tidak terkena langsung pada benih lobster karena jika terlalu dingin, benih lobster akan mati. Kemudian letakkan benih lobster di atasnya lalu beri sekat berupa busa tipis basah yang telah diperas kemudian susun benih lobster lainnya di atas busa tersebut sampai dengan 5 lapisan. Styrofoam yang digunakan untuk mengemas benih, biasanya dibeli di daerah pelelangan di muara karang, Muara angke, dan muara kamal Jakarta utara.
Api Lobster Sukabumi
Lobster Air Tawar: Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster air tawar sangat prospektif dan menjanjikan. Betapa tidak, ditelaah dari cara pembudidayaan yang tidak terlalu sulit serta modal yang dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar. Kita bisa memulainya dalam skala rumahan untuk pembibitan dengan bermodalkan aquarium, sedangkan untuk pembesaran dapat dilakukan pada kolam semen, fiber, ataupun kolam tanah.
Bagi yang tidak punya lahan terlalu besar, pembesaran dapat dilakukan dengan menggunakan kolam terpal yang dindingnya terbuat dari kayu. bahkan kita dapat menggunakan talang air sebagai wadah untuk beternak! bayangkan... harga jual LAT (Lobster Air Tawar) yang mampu mencapai Rp.120ribu sampai Rp. 200ribu-an per kilonya. bandingkan dengan beternak lele atau ikan mas yang dengan proses serta biaya yang hampir sama tapi nilai jualnya tidak terlalu tinggi. paling harganya Rp. 10ribu sampe Rp.18Ribu per kilonya. itupun pada tingkat eceran!! sayapun kini tengah merintis usaha ini... jadi bagi yang mau berbagi pengalaman serta informasi, saya tunggu..!!
kunjungi :
http://apilobsterfarm.blogspot.com or http://lobsterairtawarsukabumi.co.cc

Rabu, 17 April 2013

Lobster Air Tawar : Analisis Usaha Lobster Air Tawar (LAT)


Analisis Usaha Lobster Air Tawar (LAT)


Maraknya budidaya lobster air tawar sejak tahun 2003 telah mendapat sorotan oleh media-media baik cepat maupun elektronik untuk mengupas tentan peluang usaha yang unik ini. setelah diperhatikan dari tahun ke tahun permintaan Lobster ar tawar semakin meningkat dan harga jual yang cukup menjanjikan dari mulai 100rb-150rb/kg. banyak sekali pasar (Market)  yang dapat kita raih dari bisnis ini seperti restauran, hotel dan juga expor yang sekarang ini masih belum bisa tergarap oleh pembudidaya-pembudidaya lokal di seluruh indonesia bahkan untuk memenuhi kebutuhan lokal pun terkadang masih kekurangan.
dengan kata lain peluang usaha ini masih sangat terbuka lebar bagi semua yang ingin menjalankannya.


Modal awalnya adalah Anda harus memiliki beberapa sepasang indukan dan juga media yang tidak perlu terlalu besar seperti akuarium kolam semen ataupu kolam fiber. Dan  indukan yang sehat dan produktif. Meski terkesan mudah dalam proses beternak LAT, namun saya sarankan untuk mengikuti pelatihan LAT. Selain bisa langsung paham dengan praktek dan juga mendapatkan konsultasi tentang bagaimana cara memasarkannya dan juga akan dibantu untuk menjual hasilnya.
nahh untuk lebih jelasnya lagi mari kita lihat analisis usaha LAT menurut versi Rama Lobster Karawang (LAT)  :
ANALISIS USAHA
PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR
C. PENDAPATAN : Jumlah Benih yang ditebar x  SR : 15 ekor x harga
- panen I   = 10.000 ekor x 90% : 15 ekor x Rp. 90.000 = 45.000.000
- panen II = 10.000 ekor x 90% : 15 ekor x Rp. 90.000 = 45.000.000
- TOTAL PENDAPATAN 1 TAHUN                                         = 90.000.000
D. KEUNTUNGAN 1 TAHUN : ( Hasil penjualan (c) – Total Biaya (A+B))
= 90.000.000 -  50.000.000 = 40.000.000

E.BEP ( BREAK EVENT POINT ) = Total biaya : Harga jual = 50.000.000 : 90.000
= 555,55Kg
artinya, titik impas usaha diperoleh ketika produksi Lobster konsumsi (size 1kg = 15ekor) yang
dihasilkan dalam 1 tahun minimum 555,555 Kg
F. REVENUE COST RATIO (R/T)
R/C   = Rp 40.000.000,-  : Rp 50.000.000,-
= 0,80
Artinya, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan pembesaran Lobster mendapat penerimaan Rp 0,80,-
ANALISIS USAHA
PEMBIBITAN LOBSTER AIR TAWAR
C. TOTAL BIAYA ( A+B+C ) = Rp. 2.250.000,- + Rp 700.000,- +(960.000+640.000+400.000)
= Rp. 4.950.000,-
D.PENDAPATAN USAHA PER TAHUN (3 kali panen/tahun)
Lobster bertelur 1tahun 3 kali ; rata-rata menghasilkan 200 ekor/indukan.
10 indukan x 200 ekor = 2000 ekor/panen
2000 ekor x Rp 1.200 ( Rp. 2.400.000),-  x 3 = Rp. 7.200.00/3x panen
E. PENDAPATAN PANEN PERTAMA
Pedapatan – Total Biaya = Rp. 2.400.000,-  – Rp. 4.950.000,- = – Rp. 2.250.000,-
F.PENDAPATAN PANEN KEDUA DAN SETERUSNYA
Untuk panen selanjutnya tinggal mengurankan poin A dan Poin B
Pendapatan – Total Biaya = Rp. 2.400.000,-  – Rp. 960.000,- = Rp. 1.440.000,-
note : Rp 960.000 dari pakan pelet(pilihan

Sumber artikel : http://lobsterkarawang.blogspot.com/2010/11/analisis-usaha-lobster-air-tawar-lat.html

Selasa, 16 April 2013

Lobster Air Tawar : Harga Layak Sekilo Lobster Konsumsi


Oleh trubus
Kamis, 05 April 2007

'Pak, apa benar harga jual lobster konsumsi hanya Rp125.000/kg?' ujar Mina Natalia. Peternak pembesar di Jakarta Timur itu masygul setelah mengetahui harga beli dari seorang penampung di Jakarta yang dianggap terlalu rendah. Maklum setahun lalu saat memutuskan membesarkan lobster, Mina memonitor harga sekilo Cherax quadricarinatus berkisar Rp200.000-Rp250.000/kg.


Rasa tak puas itu berlanjut hingga akhirnya Mina Natalia-nama alias memilih membiarkan lobster konsumsi rata-rata berbobot 100-120 g/ekor itu tetap tinggal di 2 kolam berukuran 5 m x 5 m. 'Kalau dipanen mungkin dapat sekitar 15-20 kg,' ujar alumnus Akademi Sekretaris Tarakanita di Jakarta Timur itu.

Hitung-hitungan di atas kertas sebetulnya Mina tetap dapat memperoleh laba lumayan meski menerima harga jual Rp125.000/kg itu. Biaya pembesaran dari bibit 2 inci hingga 4,5-5 inci, berbobot rata-rata 100-120 g/ekor, berkisar Rp40.000-Rp60.000/kg. Biaya tinggi karena menggunakan pakan pelet udang. Namun, jika pakan alami yang diberikan seperti keong-mas, maka biaya dapat ditekan lebih rendah.
Jual langsung

Menurut Ir Cuncun Setiawan selisih harga di peternak dan penampung me-mang besar. 'Peternak ingin memperoleh harga sesuai harga jual yang diterima penampung dari restoran,' ujar pemilik Bintaro Fish Farm di Tangerang itu. Andai peternak memiliki akses langsung ke restoran, harga Rp200.000 bisa didapat. Namun, yang menjual via penampung tentu tidak. 'Penampung sudah menghitung risiko kematian saat lobster dipelihara sementara di penampungan,' tambahnya.

Dibandingkan harga sesama anggota crustacea, lobster air tawar tetap masih lebih tinggi. Lihat saja harga udang windu yang berkisar Rp35.000-Rp45.000/kg. Di atas harga Rp100.000/kg bertengger lobster air laut dan udang galah. Lobster air laut misalnya hanya sedikit lebih mahal Rp5.000/kg, sekitar Rp130.000/kg di tingkat penampung.

Berapa harga yang sebetulnya pantas diterima peternak? Hingga kini memang belum ada standarisasi harga lobster konsumsi di tanahair. Bernard Raharjo, peternak di Tangerang, menuturkan seandainya harga lobster dapat seperti di Australia, peternak tidak akan bingung. Di seluruh Australia harga pasaran sekilo lobster konsumsi saat ini dipatok $Aus25 setara Rp175.000/kg (kurs Rp7.000). 'Harga di sana stabil karena produksi lobster konsumsi sudah stabil,' ujar Bernard.

Celakanya ketidakpastian pasar tetap dianggap biang keladi sulitnya menentukan nilai jual lobster konsumsi di tanahair. 'Konsumen akhirnya belum tergambar jelas,' ujar FX Santoso, peternak di Surabaya. Restoran dan kafé yang membutuhkan pasokan lobster konsumsi serapannya masih relatif kecil. 'Saya pernah menyediakan 2-5 kg, tapi tidak habis dalam sehari,' kata Erik Susilo, pemilik restoran seafood di bilangan MT Haryono, Semarang.

Erik menduga kurangnya promosi menu-menu lobster konsumsi menjadi salah satu penyebab. 'Kalau promosi bagus, tanggapan masyarakat pasti bagus,' ujarnya. Terbukti dengan cara getok tular seperti saat mempromosikan menu lobster butter garlic, Erik dapat rutin menjual 3-4 kg/hari lobster ukuran konsumsi.
Tetap besar

Pasar lobster konsumsi memang masih terbuka lebar. Contoh Yogyakarta. Menurut Johan Effendi, Kota Gudeg itu membutuhkan 100 kg/bulan. 'Dari jumlah itu paling baru setengahnya yang terpenuhi,' ujar ketua Asosiasi Pengusaha Air Tawar itu. Harga jual rata-rata Rp100.000-Rp125.000/kg. Harga itu layak karena biaya mencetak lobster konsumsi dari bibit hanya Rp38.000/kg.

Menurut Yanto Susilo kebutuhan ibukota mencapai 500 kg/bulan. 'Tetap sulit terpenuhi lantaran peternak pembesar saat ini tidak banyak,' ujar ketua Koperasi Lobster Air Tawar (KOPELATI) di Jakarta itu. Khusus Jakarta karena komponen produksi lebih mahal, Yanto memperkirakan harga sekitar Rp150.000/kg di tingkat peternak cukup pantas. 'Kurang dari itu keuntungan peternak jadi kecil karena biaya produksi mencapai Rp60.000,' ujarnya

Berkaca dari kenyataan yang ada, Cuncun dan FX Santoso berharap justru pasar yang mengontrol harga lobster konsumsi. 'Mahal tidaknya tergantung dari penawaran dan permintaan saja,' kata Cuncun. Artinya bisa saja saat panen melimpah harga lobster Rp125.000/kg seperti yang diterima Mina. Namun, 3-4 bulan kemudian saat produksi berkurang, Mina pun dapat berharap memperoleh harga lebih tinggi lagi. (Andretha Helmina)
http://www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=5&artid=620

Lobster Air Tawar : Jenis Lobster Air Tawar


Lobster Air Tawar (LAT)


Ada beberapa jenis lobster air tawar yang sudah dikenal di masyarakat indonesia, diantaranya adalah :

1. Cherax quadricarinatus (red claw)




Cirinya memiliki capit dengan ujung yang berwarna merah khususnya untuk yang jantan. Dari nama latinnya, quadricarinatus yang mempunyai arti empat buah lunas, quadric = empat, carinatus = carinae, bentukan menyerupai lunas.Lobster ini banyak dijadikan untuk makanan dan di tempat asalnya di Queensland Utara dijadikan makanan untuk penduduk disana.

2. Cherax destructor

Cherax destructor merupakan jenis lobster air tawar yang paling dikenal diantara 100 jenis lobster ait tawar yang hidup di Australia. Mereka bisa dijumpai mulai dari daerah New South Wales hingga diselurah dataran benua Australia. Sebaran yang luas menyebabkan mereka mampu beradaptasi mulai dari daerah dingin di danau-danau berair dingin pegunungan Snowy, hingga daerah beriklim panas.Cherax destructor boleh dikatakan merupakan makanan orang suku asli Australia (aborigin). Setidaknya hal tersebut telah dilakukan sejak 28.000 tahun lalu, berdasarkan temuan-temuan arkeologis setempat.

Pada umumnya C. destructor dijumpai di danau-danau, rawa rawa, billabong, bendungan, saluran irigasi, dan juga disungai-sungai. Mereka termasuk tahan banting. Pada musim kering mereka akan bertahan hidup dengan cara membuat luband didalam tanah. Bahkan mreka mampu membuat lubang hingga kedalaman 5 meter. Paa saat musim penghujan mereka kemudian keluar untuk mencari makan, memijah dan bermigrasi.

Di habitat asalnya, C destructor kadang-kadang disalahkan sebagai penyebabnya runtuhnya bendungan. Hal ini biasanya terjadi apabila dinding bendungan tersebut kurang dari 2 meter, dan sering terjadi perubahan permukaan air, seperti biasa terjadi di sawah. Meskipun demikian kejadian demikian jarang dijumpai pada dam-dam yang ketebalan dindingnya lebih dari 6 meter.

3. Procambarus clarkii

Procambarus calrki berasal dari daerah Amerika Utara, di Louisiana Lobster ini mempunyai warna tubuh dominan merah. Oleh karena itu mereka sering disebut sebagai red swamp crayfish. Lobster dewasa berwarna merah gelap, sedangkan yang masih muda berwarna merah kekelabuan. Untuk ukuran dewasa bisa tumbuh hingga mencapai panjang 20cm.
Red swap crayfish diketahui mempunyai toleransi lebar terhadap salinitas air, oleh karena itu mereka bisa dijumpai baik di air tawar maupun air payau. Binatang ini suka membuat lubang pada tepi sungai, rawa, dan tanggul saluran irigasi.Jenis crayfish ini di daerah asalnya dijadikan sebagai menu santapan Cajun dan merupakan basis aquacultur di daerah Louisina yang menguntungkan. Mereka juga telah diperkenalkan keluar daerah asalnya untuk dibudidayakan.

Red swamp crayfish bersifat sangat agresif, teritorial, dan rakus, sehingga mereka bisa menjadi ancaman bagi hewan lain yang memanfaatkan sumberdaya yang sama. Mereka bahkan mampu bersaing dengan jenis-jenis crayfish lokal.bSebuah penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa mereka mampu mengubah komunitas tumbuhan pada suatu lahan basah disana. Oleh karena itu introduksi mereka ke daerah baru perlu diperhatikan dengan seksama. Ada sebuah peringatan bahkan pernah dikeluarkan agar Red swamp crayfish, jangan sampai masuk ke Australia, karena akan dapat menyaingi jenis crayfish asli yang ada di negara tersbut.

I. Memulai budidaya Lobster Air tawar

Lobaster air tawar yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat indonesia adalah jenis Red Claw. Lobster ini dapat digunakan sebagai ikan hias atau untuk konsumsi.
Budidaya ke arah pemanfaatan Lobster sebagai konsumsi ini lah yang kita harapkan dapat memberikan keuntungan dalam segi pengadaan benih atau pembesaran.

Untuk pemula, bisa mulai memelihara lobster dari ukuran benih 2" atau ukuran indukan 4" keatas. Ada beberapa rekan-rekan yang mulai memelihara lobster dari ukuran 2" dulu dalam sekala kecil (Aquarium). Hal ini bertujuan :
1. Dengan modal yang ringan kita dapat memulainya.
2. Deangan Aquarium kita bisa mengamati tingkah/ perilaku lobster. Mulai dari cara makan, makanan yang bisa diberikan, proses molting (ganti kulit) dan perilaku lobster lainnya.
3. Sering kali untuk pemula, terutama yang baru pertama mencoba memelihara lobster, akan menemui lobsternya mati karena beberapa hal yang belum kita mengerti. Kalau kita pertama memelihara dalam ukuran 4" up atau indukan, bila mati akan mengalami kerugian yang lebih besar dari pada kalau kita memulai dari yang 2".
4. Sambil mengamati / belajar, kita bisa mencari sumber informasi untuk mencari indukan yang berqualitas dengan harga yang terjangakau.
5. Setelah satu bulan atau lebih mengamati karakteristik lobster dan kita yakin untuk dapat membudidayakannya, sebaiknya kita mencari indukan yang baik untuk kita kawinkan.

Sumber aertikel : http://lobsterkarawang.blogspot.com/2010/10/macam-macam-lobster-air-tawar.html

Senin, 15 April 2013

Lobster Air Tawar : Peluang Usaha Budidaya Lobster Air Tawar


Udang lobster bisa dipasarkan baik sebagai udang konsumsi maupun sebagai hiasan akuarium. Itulah sebabnya prospek lobster jauh lebih terbuka dibandingkan dengan komoditas udang lainnya. Lobster ini dalam waktu singkat menjadi primadona karena bisa dikembangkan di kolam air tawar. Lobster kebanyakan datang dari pesisir timur laut Amerika Utara dengan Canadian Maritimes dan negara bagian Amerika Serikat Maine sebagai produsen terbesar. Mereka ditangkap dengan menggunakan jebakan lobster. Alat tersebut diberi umpan dan diturunkan ke dasar laut. Alat ini membiarkan lobster masuk, namun tidak mungkin bagi lobster besar untuk keluar. Alat ini membuat lobster kecil dapat keluar sehingga bisa mecegah penangkapan lobster yang berlebihan.

Peluang Usaha Budidaya Lobster Air Tawar sangat terbuka dan memiliki prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Minat masyarakat untuk mengonsumsi lobster makin meningkat. Permintaan hotel maupun rumah makan untuk menyajikan masakan lobster juga semakin banyak. Hingga saat ini banyak permintaan dari pangusaha kuliner yang belum bisa terpenuhi seratus persen. Apalagi, kebanyakan pengusaha kuliner ataupun hotel-hotel minta dikirimi beberapa kilogram lobster per minggu. Biasanya mereka membutuhkan lobster konsumsi yang setiap satu kilogram berisi sekitar 12 ekor ini. Harga lobster air tawar konsumsi dipasaran berkisar 100 ribu Rupiah per kilogramnya. Tentu harga yang saya tulis ini tidak bisa di jadikan patokan, sebab harga sangat relatif dan tergantung dengan daerah yang ada.

Pada umumnya budidaya lobster air tawar dimulai dari pemijahan. Proses pemijahan dilakukan di bak semen. Induk lobster disatukan di dalam bak hingga terjadi perkawinan dan membuahkan telur. Proses pembesaran lobster dilakukan di kolam tanah di tengah sawah. Lobster tumbuh optimal di kolam air tawar dengan ph antara 7 hingga 9, dan suhu antara 23 hingga 30 derajat celsius.

Pemeliharan lobster air tawar relatif tidak sulit. Untuk kolam tanah, makanannya tersedia secara alami berupa plankton. Sebagai makanan tambahan diberikan campuran parutan singkong, buah pepaya dan pelet. Pakan tambahan ini ditebarkan ke kolam sekali sehari. Lobster dipanen setelah dipelihara selama enam bulan. Pada usia tiga bulan seperti ini, lobster sudah dapat dikonsumsi, namun dari sisi ukuran belum layak, karena belum memenuhi kriteria permintaan pasar.

Lobster jenis penjapit merah dipasarkan di kota-kota di Pulau Jawa. Harganya sekitar 100 ribu rupiah per kilogram. Harga jual lobster di pasaran yang cukup menggiurkan, membuat usaha budidaya ini layak untuk ditekuni karena menjanjikan keuntungan. Permintaan lobster air tawar jenis penjapit merah cukup tinggi dan belum seluruhnya dapat dipenuhi. Setiap minggunya sentra budidaya lobster air tawar ini menerima permintaan sekitar 5 kwintal lobster, namun baru dapat dipenuhi sekitar 1 kwintal saja.

Bagi anda yang berminat untuk mengembangkan usaha budidaya lobster air tawar ini tentunya anda harus memperkaya informasi tentang lobster ini. Baik mnelalui buku panduan, seminar, berbagia media dan yang lebih baik lagi adalah belajar langsung pada pembudidaya udang lobster air tawar ini.

Sumber informasi : http://kencanalobster.blogspot.com/2013/03/peluang-usaha-budidaya-lobster-air-tawar.html

Lobster Air Tawar KEBIASAAN MAKAN LOBSTER AIR TAWAR

Dilihat dari kebiasaan makanan (food habit), hewan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora).
Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut Rita Suryani (2005) lobster air tawar tergolong karnivora, yaitu pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan.

Lobster air tawar dapat memakan bahan hewani, seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah dan zooplankton. Sementara bahan nabati yang sangat disukai adalah tanaman air, sperti lumut, akar salada air dan tanaman air lainnya. Menurut Wiyanto dan Hartono (2003) selain pakan alami segar, lobster juga menyukai pakan buatan, terutama pelet.

Sedangkan menurut Iskandar (2003), selain lumut dan cacing, lobster juga suka dengan biji-bijian, ubi-ubian dan bangkai binatang. Sebelum memangsa makanan, lobster mendeteksi makanan itu dengan antena pada kepala, kemudian jika makanan itu sudah sesuai dengan keinginan, mangsa akan ditangkap dengan capitnya yang kuat dan kokoh. Setelah itu, mangsa diserahkan pada kaki jalan pertama, yang berfungsi sebagai tangan, dan siap dikonsumsi.

Karena pelet khusus lobster jarang, maka pelet lain juga bisa diberikan, tapi kandungan protein pakan tersebut harus berkisar antara 30 – 40 persen. Menurut Iskandar (2003), jenis pelet komersil untuk lobster air tawar adalah pelet untuk windu dan udang galah. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 3 persen/hari dari bobot tubuh.

Dilihat dari kebiasaan makan, ikan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu floating feeder, midle feeder dan bottom feeder. Ikan nila termasuk floating feeder, karena terbiasa makan di permukaan. Tambakan termasuk midle feeder, karena terbiasa makan di tengah perairan.

Sedangkan lobster air tawar termasuk bottom feeder, yaitu pemakan dasar. Selain bottom feeder, lobster juga fasif dalam mencari makan, dan lebih banyak dilakukan pada malam hari, atau dikenal dengan sebutan nocturnal animal. Karena sifat itu, maka pemberian pakan untuk lobster harus lebih banyak untuk malam hari.

Sumber :
http://usniarie.blogspot.com/2008/04/klasifikasi-dan-morfologi_26.html
26 April 2008 Diunduh 16 Maret 2009
jpg

Minggu, 14 April 2013

Lobster Air Tawar : Bisnis Lobster Air Tawar Sangat Prospektif

Handphone di saku Mualim mendering kencang. Dengan tangan yang masih basah, langsung handphone diangkatnya. Dari seberang sana, terdengar sayup sayup, permintaan lobster ukuran 2 inc atau 5 cm.

“ Berapa banyak,” Mualim membalas omongan di hand phone. “ Kirim sebanyaknya, ada 700 .. ya 700 ekor, ada seribu … bagus,”kata orang di seberang. “ Besok kirim agak lebih pagi,”tambahnya.


Mualim, langsung mengiyahkan. Dan langsung saja dia memanggil Dullo, anak buahnya, minta agar besok dikirim lobster ukuran 2 inc sebanyak 1000 ekor ke satu tempat di kawasan Bintaro, Pondok Aren. “ Besok kita kirim sedikit lebih pagi,”katanya.
Dan memang, pembelinya seorang pedagang lobster di kawasan Bintaro. Ini pembeli utama lobster hasil budidaya Mualim. Dalam seminggu, Mualim rutin dua kali mengirim ke tempat ini. Dan setiap hari, bapak dua anak ini, dibantu Dullo, harus sibuk melayani pembeli yang datang ke farm-nya yang berada dalam komplek perumahan Astek, Lengkong Gudang Timur, Serpong ini.

“Dalam beberapa bulan ini, permintaan lobster yang ukuran 2 Inc memang lebih tinggi, ketimbang waktu waktu sebelumnya,” cerita Mualim. Tak kurang dari 10.000 hingga 12.000 ekor yang dikeluarkan setiap bulannya. “ Permintaan ada juga yang datang dari luar kota, beberapa waktu lalu ada permintaan dari Nusa Tenggara Barat, lumayan banyak,” ceritanya.

Soal harga masih relative menguntungkan. Hanya memang tidak lagi setinggi, pada saat lobster air tawar ini mengalami masa booming, beberapa tahun silam – yang kala itu sempat mencapai Rp 3000 - hingga Rp 3500/ekprm untuk lobster ukuran 2 inc. “ kini harganya di bawa itu, tapi masih menguntungkan,”tambah Mualim lagi.
Mual – begitu dia selalu dipanggil, memulai budidaya lobster air tawar ini sejak 4 tahun silam. Awalnya, hanyalah dari cerita kawan, bahwa lobster air tawar harganya cukup bagus, dan banyak diminati kalangan penghobies dan juga restoran restoran kelas tinggi.

Berkat bantuan seseorang yang memang sudah lama dikenalnya, Mual membeli dua paket indukan lobster yang dalam satu paketnya, terdiri dari 5 betina dan 3 jantan. Selain, juga membeli 100 ekor benih ukuran 2 inc. Bermodalkan indukan dan benihnya ini serta dua kolam semen masing masing berukuran 6 meter persegi, mual merintis budidaya lobsters air tawar.

Dalam awal perjalanannya cukup bagus. Kolam semen Mual bertambah lagi, karena indukan lobster sudah mulai membuahkan anakan. Sementara lobsters 2 inc bertambah besar dan sudah harus diseleksi antara betina dan jantan, lalu dipisahkan dalam kolam terpisah. “ Yang ini harus dipisah, agar tidak terjadi kawin muda,” jelasnya.
Diakui bahwa pertumbuhan lobsters ini sangat cepat. Hanya memang terkadang ada resiko yang harus ditanggung pembudidaya. Dan Mualim sudah mengalami derita itu, tatkala bakteri menyerang semua lobsternya, ketika usaha budidaya sudah berjalan hampir 1,5 tahun. “ Tak kurang dari 10 ribu ekor indukan dan anakannya ludes, mati.”

Kala itu, pergeseran musim kemarau ke musim hujan. Tak tahu bagaimana asal muasalnya. Yang pasti, lobster lobster itu tampak loyo, tak lincah, pucat, dan tak mau makan. Tak berapa jam kemudian langsung mati. Dan kemudian menular pada lobster lobster yang lain.

Mungkin, antaran belum Pengalaman cara menangani lobster yang terserang penyakit, sehingga panik, dan tak berhasil ditanggulangi. Sarana dari pembudidaya yang lain, agar direndam dalam air garam, ternyata tak membuahkan hasil. “ Yang terselamatkan hanyalah lobster yang sedang bertelur yang ada di dalam akuarium – semua yang ada di kolam mati,” Mual mengenang dukanya.

Memamng diakuinya, bahwa ada kesalahan teknis yang terjadi dalam pembuatan struktur kolamnya. Kala itu, semua kolam hanya dihubungkan dengan 1 mesin air yang berputar pada semua kolam. Sehingga satu kolam terkena penyakit, maka semuanya akan tertular. Kini tidak lagi, pola penyaluran air diubah total, dan dengan menggunakan gelembung udara, Mual kini lebih yakin, bila ada yang terserang penyakit, bisa diisolasikan.

Adis Farm – nama farmnya Mualim, sudah mulai berkembang baik. Berdiri ada areal seluas 1400 meter persegi, dengan 80 kolam ukuran rata rata 10 meter persegi, Mual kini memiliki lebih dari 500 indukan dan mampu memproduksi anakan 20 ribu hingga 30 ribu setiap bulan.

Kini, permintaan terhadap lobster ukuran 2 inc terus meningkat. Akibatnya, Mual tidak bisa lagi untuk melakukan pembesaran sebagai lobster konsumsi. “ Ya, belum sempat dibesarkan, anakannya langsung dibeli,”ungkapnya dengan wajah yang sumbringah. “ Kini dengan budidaya lobster saya merasa optimis mampu menyekolahkan kedua anaknya,”tandas, sembari mengundang kalangan masyarakat yang senang dengan lobster bertandang ke farmnya di komplek Astek, Lengkong Gudang Timur, Serpong Tangerang.

Sumber :
http://www.tropisnews.com/detail.php?view=berita&id=28

Kamis, 11 April 2013

Lobster Air Tawar : Proses Pengeraman Pada Lobster Air Tawar


Proses Pengeraman Pada Lobster Air Tawar


Lobster air tawar betina ( indukan ) yang sedang membawa telur biasa disebut dengan istilah induk gendong telur.

Pada periode awal pengeraman, induk betina yang sedang gendong telur akan melipatkan ekornya dengan erat ke bagian dalam sebagai bentuk perlindungan terhadap telur – telurnya.


Telur ini berbentuk oval dan berdiameter 1/10 inci dan akan dierami selama kurun waktu 4 – 6 minggu.

Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Apabila suhu air dapat dipertahankan dikisaran 280 C, masa inkubasi akan berlangsung lebih cepat, yakni selama 30 – 35 hari. Selama dalam masa pengeraman, kualitas air harus selalu diperhatikan dan dijaga.

Pengecekan terhadap induk betina yang berstatus gendong telur baru aman untuk dilakukan dalam tempo 2 minggu setelah proses pemijahan terjadi. Setelah itu, induk gendong telur harus segera dipindahkan ke kolam / akuairum pengeraman.

Pemindahan induk gendong telur harus dilakukan dengan sangat hati – hati untuk menghindari rontoknya telur akibat pergerakan ( berontak ) induk. Selama dalam masa pengeraman, telur – telur lobster air tawar akan berkembang melalui 5 fase, yaitu :

Fase 1 ( hari ke 1 – 3 ), telur berwarna keabuan. 
Fase 2 ( hari ke 12 – 14 ), telur berwarna kecoklatan. 
Fase 3 ( hari ke 20 – 23 ), menginjak fase eye spot ( titik hitam pada telur ). 
Fase 4 ( hari ke 28 – 35 ), telur berwarna oranye kemerahan; organ tubuh sudah terbentuk lengkap. 
Fase 5, telur telah berubah menjadi burayak yang sudah siap turun gendong ( lepas dari induknya ). 

Menempatkan induk betina yang sedang gendong telur dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

Pengeraman tunggal, yaitu dengan cara menempatkan 1 ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium. 

Pengeraman massal, yaitu dengan cara menempatkan beberapa ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium. Beberapa induk gendong telur yang ditempatkan secara bersama – sam ke dalam kolam / akuarium harus mempunyai umur telur yang sama ( minimal berselisih 10 hari ).

Sumber :
http://www.infoagrobisnis.com/2009/05/proses-pengeraman-pada-lobster-air.html
6 Mei 2009

Sumber Gambar :
G. Nugroho Susanto
http://blog.unila.ac.id/gnugroho/2009/09/11/telur-lobster-air-tawar-cherax-sp-yang-mirip-buah-anggur/

Nikmatinya Sensasi Memelihara Lobster Air Tawar


Nikmatinya Sensasi Memelihara Crayfish

Kalau kebanyakan ikan mengandalkan sirip untuk berenang, penghias akuarium yang satu ini justru tak segan berjalan menggunakan kaki-kakinya.
Badannya bongkok, kaki-kakinya lincah berjalan di dalam air. Sedangkan tangannya dilengkapi capit yang besar dan kuat untuk berpegangan saat berpindah antardahan tanaman air. Apalagi, kulit tubuhnya yang warna-warni menambah semarak akuarium. Lihat saja rerupa warnanya. Ada merah, ungu, oranye, biru, hingga putih, siap menyegarkan pandangan. Siapa dia?
Orang mengenali sosoknya sebagai lobster air tawar ataucrayfish. Selain baik dikonsumsi manusia, anggota kelas Crustacea ini juga menggemaskan sebagai penghias akuarium.
Menurut Slamet, pemilik Pondok Air, penjual ikan hias di wilayah Tangerang, Banten, saat ini memelihara lobster air tawar tengah ngetren di kalangan hobiis. ”Sekarang ini kebanyakan orang main yang unik-unik. Nah, ini (lobster) masuk kategori unik,” ulasnya.
Ketika memiliki akuarium baru, hobiis mencari sesuatu yang beda. Lantas, dipilih lobster sebagai penghias akuarium. Salah satunya Kendran Matambas, hobiis di Tangerang. Ia memborong indukan lobster untuk memenuhi koleksi akuarium. ”Lobster gampang dipelihara, unik, warnanya cakep,” ucap Kendran yang sudah dua tahun memelihara lobster hias.
Atraksi Jalan dan Makan
Lobster bisa memberi sensasi dibandingkan memelihara ikan,” ungkap Slamet. Sensasi itu, lanjutnya, akan dirasakan hobiis ketika melihat lobster sedang berjalan dan makan ikan. Meski dianugerahi kaki renang, lobster tak segan berjalan menggunakan kaki jalan. Ia pun bisa berpegangan pada dahan atau tangkai daun menggunakan capitnya saat memanjat tanaman air. Sangat menyenangkan bila atraksi ini sempat tertangkap mata.
Lobster juga lihai menangkap ikan yang diumpankan sebagai makanan. Lobster akan mencabik-cabik ikan menjadi potongan kecil dengan capitnya yang kokoh dan tajam. ”Ketika dia nangkap ikan, dicabik-cabik lalu dimakan, itu bisa lebih sensasi,” jelas penggemar ikan hias ini.
Apalagi varian lobster air tawar cukup banyak. Menurut Slamet, lobster dibedakan berdasarkan bentuk alat kelaminnya, yaitu lobster (alat kelamin berupa titik) danklarcii (alat kelamin berupa tangkai panjang). Kelompok lobster terdiri dari lobster capit merah (red claw) dan lobster papua, seperti tiger papuaorange papuablue moon, blue stream, dan blue yabbie. Sedangkan kelompokklarcii meliputi snow white, red marlboro, dan red klarcii.
Lobster red claw berasal dari Australia dengan sekujur tubuh berwarna biru tapi bagian bawah capitnya berwarna merah. Karena warna capit itulah ia diberi nama red claw. Selain cantik menghias akuarium, red claw juga mudah dijumpai di restoran sebagai lobster konsumsi karena ukurannya mencapai 8 inci atau 20,3 cm.
Lobster papua berasal dari perairan Papua. Bermacam-macam pula warnanya, seperti oranye, biru, ungu, cokelat, hingga cokelat kehitaman, dan dengan ukuran mencapai 7 inci. Kelompok klarcii berwarna putih dan merah berukuran maksimal sekitar 4 inci (10,2 cm). Sedangkan lobster hias umumnya dijual dengan ukuran 2 – 4 inci.
 Mudah Dipelihara
Slamet berpendapat, salah satu keunggulan lobster adalah mudah dipelihara. Pakannya berupa pellet atau ikan-ikan kecil yang biasanya untuk umpan seperti ikan mas dan guppy. Jika hobiis hanya memilih pakan pellet pun tak jadi soal, sebab pellet khusus lobster mengandung protein tinggi, sebesar 30%. ”Makanannya kalau pakai pelet itu seperdelapan berat badan per hari, sehari dua kali, pagi sama sore,” saran Slamet.
Lantaran lobster termasuk hewan nokturnal, pemberian pakan dimaksimalkan pada sore hari. Sementara penyajian menu ikan cukup dua minggu sekali sebagai variasi. Jika terlalu sering diberikan ikan, sifat kanibal lobster akan lebih agresif. 
Si crayfish ini juga bisa hidup di dalam air ber pH tinggi. ”Standar untuk ikan hias itu ’kan (pH) 6-6,5 yang paling bagus. Tapi kalau lobster itu 7-7,5 masih bisa hidup,” jelas pria kelahiran Pekalongan, 29 Juni 1965 ini. Ketinggian air cukup dua kali tinggi tubuh lobster atau sebatas bata tenggelam sebagai rumahnya. Jika menggunakan akuarium setinggi 20 cm, cukup diisi air setinggi 6 cm saja. Lobster pun tidak mempermasalahkan warna air yang agak keruh.Selain itu, sirkulasi oksigen tidak wajib ada di kolam budidaya atau akuarium tempat hidup lobster. Pasalnya, hewan bercapit ini sering muncul ke permukaan untuk mengambil udara bebas.
Meski tinggal di dalam akuarium atau kolam, lobster tetap butuh tempat berlindung. ”Bisa dibuat pakai paralon, bambu, atau bata yang bolong untuk perlindungan,” kata Slamet. Tanaman air berdaun keras juga bisa sebagai tempat berlindung, seperti keladi.
Ganti Kulit
Saat mengalami ganti kulit (molting), lobster harus dipisahkan dari koloninya agar tidak diserang oleh sesamanya. Simpan lobster dalam wadah baskom selama dua jam hingga proses ganti kulit selesai. Lobster yang akan ganti kulit ditandai dengan perubahan warna cangkang kulit menjadi buram, lobster cenderung pasif atau diam, dan tubuhnya dalam posisi tidur miring. Molting bisa mengalami gagal jika kekurangan oksigen.
Seringnya pergantian air juga memicu intensitas ganti kulit karena perubahan kadar asam. Pergantian air sebaiknya dilakukan seminggu sekali. ”Kalau masih anakan, ukuran 2 - 3 inci, seminggu sekali ganti air lebih bagus. Tapi, kalau sudah 5 inci molting-nya agak lama. Ibarat orang, kondisi badan sudah normal,” pungkas Slamet.  
Cukup mudah bukan? Yuk, pelihara lobster hias air tawar!   (sumber: agrina)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India